Hidup Itu Bagaikan Mengendarai Sepeda (Albert Einstein)
"Saat kita berada di atas sepeda atau sepeda motor dalam keadaan diam, kita sulit menjaga keseimbangan. Akan tetapi, ketika sepeda atau sepeda motor itu mulai berjalan, keseimbangan sangat mudah terjadi. Bahkan, sepertinya kita tidak menghiraukan hal itu. Apa alasan hal ini terjadi?"
Persoalan ini melibatkan konsep gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Ketika sepeda diam, maka tidak ada gaya sentrifugal yang bekerja padanya karena kecepatannya nol. Nah, saat diam inilah gaya gravitasi membuatnya jatuh. Berbeda waktu sepeda sedang berjalan. Gaya sentrifugal ini mampu mengimbangi berat badan kita sehingga kita tidak jatuh (seimbang). Gaya sentrifugal sangat terasa ketika kita membelok. Saat membelok ke kiri, kita akan merasakan gaya sentrifugal ke kanan (tubuh kita terasa terlempar ke kanan). Demikian juga ketika sepeda membelok ke kanan, kita akan terlempar ke kiri. Besarnya gaya sentrifugal ini tergantung pada kecepatan. Semakin cepat sepeda bergerak, semakin besar gaya sentrifugal yang kita rasakan. Ketika sepeda motor bergerak lambat, gaya sentrifugal kecil. Gaya ini tidak mampu mengatasi gaya berat kita, akibatnya kita mudah jatuh. Terkait dengan ini, Einstein pernah mengatakan bahwa "life is like riding a bicycle, to keep your balance you must keep moving". Jadi, hidup dapat kita analogikan seperti laksana seseorang yang mengayuh sepeda. Semakin keras dia mengayuh, semakin besar pula kecepatannya, sehingga setajam apapun tikungannya, setinggi apapun tanjakan, dia takkan terjatuhkan oleh gaya gravitasi (dalam konteks kehidupan, dia tidak akan putus asa karena cobaan kecil yang dikirim Tuhan). Namunn, jika dia adalah tipe orang yg gampang mengeluh, baru menemui tanjakan sedikit saja dia sudah akan terjatuhkan oleh gaya gravitasi itu sendiri. Maka dari itu, supaya kita tidak jatuh, mari semangat untuk tetap mengayuh pedal sepeda kita dan melaju kearah kesuksesan. (Dana Santika)
Persoalan ini melibatkan konsep gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Ketika sepeda diam, maka tidak ada gaya sentrifugal yang bekerja padanya karena kecepatannya nol. Nah, saat diam inilah gaya gravitasi membuatnya jatuh. Berbeda waktu sepeda sedang berjalan. Gaya sentrifugal ini mampu mengimbangi berat badan kita sehingga kita tidak jatuh (seimbang). Gaya sentrifugal sangat terasa ketika kita membelok. Saat membelok ke kiri, kita akan merasakan gaya sentrifugal ke kanan (tubuh kita terasa terlempar ke kanan). Demikian juga ketika sepeda membelok ke kanan, kita akan terlempar ke kiri. Besarnya gaya sentrifugal ini tergantung pada kecepatan. Semakin cepat sepeda bergerak, semakin besar gaya sentrifugal yang kita rasakan. Ketika sepeda motor bergerak lambat, gaya sentrifugal kecil. Gaya ini tidak mampu mengatasi gaya berat kita, akibatnya kita mudah jatuh. Terkait dengan ini, Einstein pernah mengatakan bahwa "life is like riding a bicycle, to keep your balance you must keep moving". Jadi, hidup dapat kita analogikan seperti laksana seseorang yang mengayuh sepeda. Semakin keras dia mengayuh, semakin besar pula kecepatannya, sehingga setajam apapun tikungannya, setinggi apapun tanjakan, dia takkan terjatuhkan oleh gaya gravitasi (dalam konteks kehidupan, dia tidak akan putus asa karena cobaan kecil yang dikirim Tuhan). Namunn, jika dia adalah tipe orang yg gampang mengeluh, baru menemui tanjakan sedikit saja dia sudah akan terjatuhkan oleh gaya gravitasi itu sendiri. Maka dari itu, supaya kita tidak jatuh, mari semangat untuk tetap mengayuh pedal sepeda kita dan melaju kearah kesuksesan. (Dana Santika)